Jaap Stam: Tembok Raksasa dari Belanda yang Menggetarkan Striker Dunia

Dalam sejarah sepak bola, beberapa bek tidak hanya menghentikan serangan lawan — mereka menciptakan rasa takut sebelum duel dimulai. Salah satu sosok tersebut adalah Jaap Stam, pemain bertahan bertubuh besar asal Belanda yang dikenal karena kekuatan, kecepatan, dan kehadiran dominan di jantung pertahanan.

Lahir di Kampen, Belanda, pada 17 Juli 1972, Jaap Stam adalah representasi ideal dari bek tengah era 90-an akhir hingga awal 2000-an: fisikal, fokus, dan tanpa kompromi. Ia bukan hanya bek tangguh, tetapi juga seorang pemimpin senyap yang membangun tembok kokoh di lini belakang.


Awal Karier: Dari Eredivisie Menuju Eropa

Jaap Stam mengawali karier di klub-klub Belanda seperti:

  • Zwolle
  • Cambuur
  • Willem II

Namanya mulai bersinar saat bergabung dengan PSV Eindhoven, di mana ia memenangi Eredivisie 1996–97 dan mulai menarik perhatian klub-klub besar Eropa. Postur 1,91 meter, kecepatan mengejutkan, dan duel udara yang dominan menjadikannya target ideal bagi Sir Alex Ferguson.


Manchester United: Pilar di Masa Treble

Pada tahun 1998, Manchester United membeli Jaap Stam dari PSV dengan rekor transfer saat itu untuk bek: £10,6 juta. Investasi itu terbukti sangat berharga.

Prestasi bersama Manchester United:

  • 3x Juara Premier League (1998–99, 1999–2000, 2000–01)
  • 1x FA Cup
  • 1x UEFA Champions League (1998–99)
  • 1x Intercontinental Cup

Ia menjadi bagian dari skuad legendaris Manchester United 1998–99, yang menorehkan treble winners: Liga Inggris, Piala FA, dan Liga Champions dalam satu musim. Di sepanjang musim itu, Stam menjadi starter mutlak — tak tergantikan dalam duel satu lawan satu dan sangat jarang kalah dalam adu fisik.


Gaya Bermain: Bek Modern dalam Tubuh Gladiator

Meski besar dan tampak kaku dari luar, Stam adalah bek modern dalam banyak aspek:

  • Cepat mengejar lawan
  • Akurat dalam tekel dan blok
  • Pandai membaca alur serangan
  • Jarang melakukan pelanggaran sembrono

Ia mampu bermain dalam sistem bertahan tinggi karena kecepatannya — sesuatu yang tak umum dimiliki bek dengan postur sebesar dirinya. Di udara, ia hampir tak tertandingi. Di lapangan, ia bermain dengan ketenangan seorang veteran perang.


Kontroversi Kepergian dari United

Pada 2001, Stam secara mengejutkan dijual ke Lazio oleh Sir Alex Ferguson. Dalam otobiografinya, Stam menyinggung beberapa dinamika internal klub — yang kemudian disebut sebagai alasan utama transfer tersebut.

Ferguson kemudian mengakui bahwa penjualan Stam adalah “kesalahan besar”, karena sulit menemukan pengganti dengan kombinasi fisik dan kualitas yang sama.


Petualangan Lanjut: Lazio, Milan, Ajax

Lazio (2001–2004)

  • Memenangi Coppa Italia
  • Tetap tampil solid meski sempat diskors karena kasus doping (ringan)

AC Milan (2004–2006)

  • Bermain di final Liga Champions 2005, meski kalah dari Liverpool
  • Menjadi tandem tangguh bersama Nesta dan Maldini

Ajax (2006–2007)

  • Menutup karier di tanah kelahirannya
  • Membantu membimbing pemain muda seperti Thomas Vermaelen dan Jan Vertonghen

Tim Nasional Belanda

Stam mencatatkan:

  • 67 caps untuk Belanda
  • Mewakili negaranya di:
    • Piala Dunia 1998
    • Euro 1996, 2000, 2004

Di Piala Dunia 1998, ia menjadi andalan dalam perjalanan Belanda ke semifinal, dan termasuk dalam FIFA Team of the Tournament.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *